Cloud Atlas -> Cirrus
Cirrus (Ci)
Description:
Fibrous, threadlike, white feather clouds of ice crystals, whose form resembles hair curls.
Origin:
· By turbulence when strong vertical change of the wind direction.
· By convection in unstable layers of the upper atmosphere.
· By outblow of ice crystals from a Cumulonimbus or from other high-reaching clouds when they dissolve (Cirrocumulus, Altocumulus)
Possible cloud species, subspecies and special forms:
species | ||
name | shortcut | meaning |
Cirrus fibratus | Ci fib | thin fibers or threads |
Cirrus uncinus | Ci unc | comma-shaped or hooked fibers or threads. |
Cirrus spissatus | Ci spi | dense, often grey looking patches, the sun partially masking or covering. |
Cirrus castellanus | Ci cas | Small turrets-like excrescences. |
Cirrus floccus | Ci flo | flaked, puffy |
subspecies | ||
name | shortcut | meaning |
Cirrus intOrtus | Ci in | interlaced |
Cirrus vertebratus | Ci ve | Like a spinal column or fishbones arranged cloud parts. |
Cirrus radiatus | Ci ra | gathering apparently against the horizon, the whole sky covering bands. |
Cirrus duplicatus | Ci du | In two or several layers lying one above the other. |
special forms | ||
name | shortcut | meaning |
Cirrus mamma | Ci mam | sac-like, wart-like excrescences at the bottom side of the cloud |
Petir (ciri-ciri,proses dan antisipasi)
Ditulis dalam Artikel oleh flead di/pada Maret 10, 2010
Tags: Petir (ciri-ciri, proses dan antisipasi)
petir(ciri2,proses terjadinya,dampak dan antisipasi)
Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar. Geluduk, guntur, atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan memusnahkan pohon. Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya, sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan bunyi yang menggelegar. Di lain kesempatan, ketika akumulasi muatan listrik dalam awan tersebut telah membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi pun akan merambah massa bermedan listrik lainnya, dalam hal ini adalah Bumi. Besar
Ciri-ciri Datangnya Petir:
Langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu cepatnya dan awan yang menjulang tinggi menyerupai bunga kol berwarna keabuan-abuan, kemudian udara terasa pengap. Awan ini biasanya disebut dengan awan petir CB (Comulunimbus) Dalam musim penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak terbentuk. Penghubung yang “digemari”, merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau tiang-tiang metal berujung lancip.
Proses Terjadinya:
Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton).
Petir dapat terjadi antara:
Awan denqan awan
Dalam awan itu sendiri
Awan ke udara
Awan denqan tanah (bumi)
Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.
Dampak Negatif:
Umumnya petir-petir mengincar korban di wilayah datar yang terbuka. Besar
Antisipasi:
Cara mengantisipasi:
Apabila sebuah bangunan yang tinggi dengan memasang penangkal petir. Apabila ada petir akar menyambar alat penangkal kemudian disalurkan melalui kawat besar yang terbuat dari tembaga atau kuningan menuju ke tanah.
Apabila terjadi hujan dan petir, lebih baik kita menghindar di tempat terbuka.
Untuk menhindari kerusakan alat listri di rumah apabila terjadi hujan dan petir adalah mematikan listri, mencabut saluran antene di televisi, dan mencabut kabel telepon.
Sabtu, 05 Juni 2010
Minggu, 02 Mei 2010
Rabu, 28 April 2010
Pengertian Awan
Pembentukan awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
Jenis-jenis awan
awan menurut bentuknya terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
1. Awan Cumulus
Awan Cumulus adalah awan yang bentuknya seperti bunga kol. Awan ini terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan ini terbagi dalam 3 jenis, yaitu: strato cumulus yaitu awan cumulus yang baru tumbuh, cumulus, dan cumulonimbus yaitu awan cumulus yang sangat besar dan mungkin terdiri beberapa awan cumulus yang bergabung menjadi satu.
2. Awan cirrus
Awan cirrus adalah awan tinggi dengan ciri-ciri tipis, berserat seperti bulu burung. Pada awan ini terdapat kristal-kristal es. Terkadang puncak awan cirrus bergerak dengan cepat. Arah anginnya juga dapat bervariasi.
3. Awan Stratus
Minggu, 11 April 2010
<!-- --- HEADER selesai --->
Ancaman Petir Perlu Diwaspadai
Akibat sambaran petir, seorang anak di Depok tewas. Siang itu cuaca mendung dan hujan gerimis. Di dalam rumah, anak laki-laki itu sedang menonton televisi bersama anggota keluarga lain. Tiba-tiba kilat menyambar antena televisi dan masuk ke dalam rumah.
Petir terjadi karena ada pergerakan vertikal di udara. Pergerakan vertikal ini menyebabkan pemisahan muatan elektro negatif dan elektro positif. Pemisahan muatan ini pada akhirnya akan menimbulkan loncatan muatan diudara yang disebut petir.
Petir biasanya muncul pada saat hujan atau ketika hujan sudah turun. Namun, bukan berarti setiap hujan dan mendung akan selalu disertai petir. Menurut pengajar pada Program Study Meteorology ITB, Tri Wahyu Hadi, petir hanya terjadi jika ada awan Cumulonimbus (Cb).
Awan Cumulonimbus adalah awan yang terjadi sangat cepat akibat pemanasan tinggi di permukaan bumi. Pemanasan di permukaan bumi ini mendorong uap air naik keatas dengan cepat. Olehkarena itu, ciri-ciri awan Cumulonimbus adalah bentuknya menggumpal seperti kapas dan membumbung tinggi di langit.
dari kejauhan awan Cumulonimbus penghasil petir mudah dikenali. Namun kalau orang tepat dibawahnya, keberadaan awan ini agak sulit dideteksi. Syarif Hidayat, pengajar Teknik Elektro dan Informatika ITB yang juga dikenal sebagai ahli petir, mengatakan, kalau tiba-tiba langit berubah menjadi gelap dan angin sedikit kencang, berarti kita berada dibawah Cumulonimbus.
kalau sejak pagi sudah turun hujan, bisa dipastikan petir tidak akan muncul. Ini disebabkan kondisi permukaan bumi tidak cukup panas untuk membentuk awan petir.
Syarif mengatakan, petir di Indonesia sebagain besar aktif menyambar pada siang dan malam hari. Sambaran petir didaratan paling banyak terjadi diantara pukul 13.00 hingga pukul 19.00. pada periode tersebut pemanasan didaratan sudah mencukupi untuk membentuk awan Cumulonimbus.
Namun di lautan petir justru terjadi pada pagi hari.Pada pagi hari laut lebih panas daripada daratan sehingga uap air di lautan naik keatas dan bisa membentuk awan petir.
Jumlah petir di darat tujuh kali lebih banyak dibandingkan di lautan, ungkap Syarif.
Syarif menambahkan, potensi terjadinya awan Cumulonimbus bisa diprediksi. Kalau pagi hari terasa panas dan kelembabannya tinggi, siang hari pasti ada awan Cumulonimbus. Karena dipengaruhi pemanasan daratan, kemunculan awan ini bersifat lokal.
"Itulah sebabnya keberadaan petir juga sangat lokal. Disatu tempat bisa banyak petir, sementara di tempat lain jarang terjadi petir,"kata Syarif. Sat sel awan penghasil petir bisa berkumpul dalam radius lebih kurang tujuh kilometer.
NEGARA PETIR
Indonesia terletak di negara tropis yang sangat panas dan lembab. Kedua faktor ini sangat penting dalam pembentukan awan Cumulonimbus penghasil petir. Dibandingkan dengan negara lain, Indoensia memiliki hari guruh (hari terjadinya petir dalam setahun) yang sangat tinggi.
Indonesia memiliki 200 hari guruh, sementara Brasil 140 hari, Amerika Serikat 100 hari dan Afrika Selatan 60 hari. Daerah Cibinong, Jawa Barat, pernah tercatat pada Guinnes Book of Records pada tahun 1988 dengan jumlah 322 petir per tahun.
Kerapatan sambaran petir di Indonesia juga sangat tinggi yaitu 12/km2/tahun. Ini berartisetiap luas area 12 km2 berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setahun.
Petir bisa terjadi dari awan ke awan, daria wan ke bumi maupun dari bumi ke awan. Namun yang terakhir ini jarang terjadi di Indonesia. Yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah dari awan ke awan dan sebagaian lagi adalah petir yang menyambar dari awan ke Bumi.
Besarnya medan listrik minimal yang dihasilkan oleh petir bisa mencapai 1 juta volt per meter. Bayangkan apa jadinya kalau petir itu menyambambar makhluk hidup yang ada di Bumi. Menurut Tri Wahyu, potensi kekuatan petir yang menyambar akan berkurang jika awan sudah terjadi guruh-guruh kecil.
Sambaran petir ke bumi sangat dipengaruhi kondisi sesaat yang ada di permukaan bumi. Olehkarena itu nyaris tidak pernah bisa memastikan petir itu akan sampai dimana. Menurut Syarif semua bentuk permukaan bumi bisa menyambut petir yang datang dari awan.
Obyek yang tersambar petir di bumi tergantung dari besar kecilnya pelopor petir yang datang ke Bumi. Kalau pelopor petir itu besar, akan menyambar obyek-obyek yang menonjol seperti penangkal petir, menara, pohon dan gedung tinggi.
Kalau pelopor petirnya kecil akan menyambar obyek-obyek yang lebih rendah. Menurut Syarif, petir kecil ini sulit ditangkap dengan alat penangkap petir karena gerakannya lebih lincah.
(Sumber : Kompas, Minggu 11 Maret 2007)
Waspadai Puting Beliung
- Udara terasa panas dan gerah (sumuk).
- Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis).
- Diantara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.
- Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus).
- Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang.
- Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.
- Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
- Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah siklon yag “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout).
- Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan. Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.
- Puting berliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting beliung.
- Kehadirannya belum dapat diprediksi.
- Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal.
- Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.
- Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan.
- Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah.